Direktorat Jenderal Pajak Gelar Kegiatan Keagamaan Buddha dalam Peringatan Hari Pajak 2025

Direktorat Jenderal Pajak Gelar Kegiatan Keagamaan Buddha dalam Peringatan Hari Pajak 2025

Admin | 18 Juli 2025

Jakarta, 17 Juli 2025 - Direktorat Jenderal Pajak, Kementerian Keuangan Republik Indonesia menyelenggarakan kegiatan keagamaan Buddha dalam rangka Peringatan Hari Pajak Tahun 2025 pada Kamis (17/7/2025). Acara yang berlangsung di Ruang Pertemuan Lantai 5 Gedung Chakti (A1), Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak ini mengangkat tema "Menapaki Jalan Tengah: Menjaga Amanah, Menguatkan Langkah".

Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Pajak 2025 yang khusus diselenggarakan untuk pegawai Buddhis di lingkungan Kementerian Keuangan. Acara ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam memberikan ruang bagi keberagaman agama dan memfasilitasi kebutuhan spiritual pegawai dari berbagai latar belakang agama.

Direktorat Jenderal Pajak melalui surat nomor S-1/PJ.0344/2025 tertanggal 8 Juli 2025 yang ditandatangani oleh Ivan Sandy, Kepala Seksi Analisis Peraturan Perpajakan Internasional selaku Ketua Panitia Agama Buddha, mengundang dua tokoh penting agama Buddha untuk memimpin kegiatan ini.

Undangan ditujukan kepada Sekretaris Wilayah Sangha Agung Indonesia Wilayah Daerah Khusus Jakarta dan Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Majelis Buddhayana Indonesia. Para tokoh ini diminta untuk memimpin tata cara Puja Bakti, Meditasi, Dhammadesana, serta pelepasan makhluk hidup.

IMG_0073.JPGKegiatan keagamaan Buddha ini berlangsung dengan agenda yang sangat komprehensif dari pagi hingga sore hari. Acara dimulai pukul 07.30 dengan registrasi peserta dan diakhiri pukul 17.00 dengan penyerahan Sanghadana.

Agenda Pagi hingga Siang:

  • Pembukaan dan doa pembuka
  • Kegiatan komunitas berupa Dhamma Sharing
  • Laporan dari Ketua Forum Buddhis Kementerian Keuangan
  • Sambutan Kepala Biro Sumber Daya Manusia, Sekretariat Jenderal
  • Pembinaan Mental oleh Direktur Jenderal Pajak

Salah satu agenda utama adalah sesi "Penguatan Ajaran Buddha dalam Praktik Bernegara" yang disampaikan oleh Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha. Sesi ini menunjukkan integrasi antara nilai-nilai spiritual Buddha dengan tugas dan tanggung jawab sebagai abdi negara.

Tema "Menapaki Jalan Tengah: Menjaga Amanah, Menguatkan Langkah" sangat relevan dengan profesi pegawai pajak yang harus menjaga integritas dan amanah dalam menjalankan tugas pelayanan publik. Konsep Jalan Tengah dalam Buddhism memberikan panduan etis yang seimbang antara ketegasan dan kebijaksanaan.

Acara ini juga mencakup berbagai ritual dan praktik keagamaan Buddha yang bermakna:

Pelepasan Makhluk Hidup - Dilaksanakan sebagai praktik pembebasan dan welas asih terhadap semua makhluk hidup, mencerminkan nilai-nilai compassion dalam Buddhism.

Dana Makan kepada Bhikkhu Sangha - Kegiatan dana yang merupakan salah satu praktik paramita dalam tradisi Buddha, memberikan kesempatan bagi pegawai untuk melatih kedermawanan.

IMG_0073.JPGSharing Dharma oleh YM. Nyanasuryanadi Mahathera - Sesi khusus yang disampaikan oleh Dr. Partono, M.Pd., M.Pd.B., Dosen STIAB Smaratungga, yang memberikan wawasan mendalam tentang aplikasi ajaran Buddha dalam kehidupan sehari-hari dan tugas kenegaraan.

Puja Bhakti dan Meditasi - Sesi untuk penguatan spiritual dan ketenangan batin yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas sehari-hari.

Agenda sore hari mencakup Dhammadesana (khotbah dharma) yang diikuti dengan sesi tanya jawab interaktif. Hal ini memberikan kesempatan bagi peserta untuk memperdalam pemahaman tentang ajaran Buddha dan mengaitkannya dengan tantangan dalam kehidupan profesional sebagai pegawai negeri.

Sesi tanya jawab memungkinkan terjadinya dialog konstruktif antara tokoh agama dengan peserta tentang berbagai isu spiritual dan praktis dalam menjalankan tugas pelayanan publik dengan integritas tinggi.

Penyelenggaraan kegiatan keagamaan Buddha ini menunjukkan komitmen Kementerian Keuangan dalam menghargai dan memfasilitasi keberagaman agama di lingkungan kerja. Hal ini sejalan dengan nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika dan prinsip-prinsip toleransi beragama yang dijunjung tinggi dalam kehidupan berbangsa.

057A0215.JPGKegiatan ini juga merefleksikan pemahaman bahwa spiritualitas dan profesionalisme dapat berjalan beriringan untuk menciptakan pelayanan publik yang berkualitas dan berintegritas tinggi.

Acara ditutup dengan laporan penutup dan penyerahan Sanghadana, yang merupakan bentuk penghormatan dan dukungan kepada Sangha (komunitas monastik). Penyerahan Sanghadana mencerminkan rasa syukur dan apresiasi terhadap bimbingan spiritual yang telah diberikan selama kegiatan.

Kegiatan Keagamaan Buddha dalam Peringatan Hari Pajak 2025 ini diharapkan dapat memperkuat nilai-nilai spiritual pegawai Buddhis di Kementerian Keuangan, sekaligus meningkatkan motivasi dan integritas dalam menjalankan tugas pelayanan kepada masyarakat.


Tim Redaksi STIAB Smaratungga